Selasa, 12 November 2013

Hak Azasi dan Birahi


Dingin sekali kau pujaan hati,
Seperti es di puncak Jayawijaya yang abadi
Dan bukan tidak mungkin satu dasawarsa lagi
Sudah tidak menjadi puncak tertinggi negeri ini
Akibat Freeport yang terus menggali
Tanpa pedulikan masa depan pribumi..

Dingin sekali kau pujaan hati,
Laiknya tembok Cina pada masa dinasti
Yang tak bergeming saat Mongolia menginvasi
Kendati  aku sangat berharap hal tersebut benar terjadi
Walau harus kehilangan aroma Dji Sam Soe dan Soe Hok Gie
Namun paling tidak, kerusuhan Mei 98’ tak pernah terjadi...

Dingin sekali kau pujaan hati,
Bagaikan penyidik KPK  menguak kasus korupsi
Dan sempat membuat iri para Polisi dengan alasan gaji
Namun menjadi percuma karena hakim pun berkonspirasi
Dimana maling ayam harus mati terhakimi
Sementara Gayus bebas berlibur ke Bali...

                Dingin sekali kau pujaan hati,
                Meskipun mawar dan parsel Toblerone tlah kuberi
                Dan kurelakan BPKB motorku sebagai garansi
                Hanya untuk memenuhi make-up mu duhai bidadari
                Walaupun pada akhirnya aku harus menggigit jari
                Tak apalah wanita, asal kau mau kutiduri...

1 komentar :

Would you please kill me with your opinion?